Pailit? Perusahaan pailit ada perusahaan yang bangkrut dimana perusahaan tersebut sudah tidak mampu membayar kewajibannya (hutang) atau istilahnya insolvent atau hutangnya sudah melampaui asetnya.
Masalah dalam perusaahan yang mengalami pailit dikarenakan kurangnya kerjasama dalam berorganisasi dalam perusahaan itu sendiri yang sering orang menyebutnya Organisasi Pailit .Organisasi Pailit adalah organisasi yang bisa di bilang kurang berhasil dalam melakukan kerjasama antara debitor dengan kreditor seperti yang telah disampaikan diatas lalu mengalami hal yang dinamakan pailit.sehingga Organisasi tersebut tidak bisa melakukan perencanaan untuk mengembangkan Organisasi,adakalanya penyebab dari kepailitan suatu Organisasi.
Berikut contoh perusahaan yang Pailit
295 KOPERASI DI BEKASI GULUNG TIKAR
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bekasi, Jawa Barat mencatat 295 dari 739 koperasi setempat mengalami gulung tikar dan mati suri.
“Koperasi yang hingga kini masih aktif berkegiatan umumnya berada di perusahaan. Sementara koperasi yang tumbuh di lingkungan masyarakat kebanyakan kolaps dan tak lagi beroperasi,” kata Kadisperindagkop Kota Bekasi, Hasbullah, di Bekasi, Senin.
Menurut dia, kegagalan dalam mengelola koperasi itu lebih diakibatkan faktor manajerial para pengelolanya yang kurang maksimal sehingga organisasi yang dihimpun sejak awal tidak berjalan sempurna.
“Koperasi yang didirikan di perusahaan dikendalikan orang-orang yang sudah memiliki mekanisme kerja jelas dan didukung kemampuan manajerial yang baik. Sementara yang didirikan oleh masyarakat biasanya belum didukung manajerial pengurus yang bagus dan kesadaran anggota yang minim,” katanya.
Akibat lanjutan dari minimnya kemampuan manajerial tersebut, kata dia, terjadi salah urus manajemen.
Pinjaman dan bantuan modal yang selama ini dikucurkan untuk mendukung gerak roda koperasi tersebut akhirnya tak termanfaatkan.
“Akhirnya misi koperasi untuk mengangkat kehidupan masyarakat pun tak tercapai,” katanya.
Menurut Hasbullah, bantuan permodalan yang dialokasikan dari APBD sebesar Rp 2,8 miliar pada 2010 lalu tidak terserap dengan baik. Dana ini awalnya akan dikucurkan untuk koperasi di kelurahan yang pengurusnya telah mendapatkan pembinaan. Namun karena ketidaksiapan respon mereka, dana itu pun batal disalurkan.
“Tahun ini, jumlahnya menjadi Rp 5,4 miliar dengan tambahan dari APBD 2011,” katanya.
Dikatakan Hasbullah, pihaknya akan memberikan pembinaan terhadap koperasi-koperasi yang mati suri tersebut guna mengantisipasi terjadinya kasus gulung tikar dan mati suri koperasi di wilayah setempat di kemudian hari.
Bantuan modal dari dana tersebut akan diberikan kepada koperasi yang sanggup bangkit kembali dan juga koperasi yang sudah lebih dulu stabil manajemennya serta memiliki kegiatan usaha nyata yang sehat.
“Untuk tahun ini, fokus pembinaan diarahkan pada generasi muda.
Setelah pada tahun sebelumnya yang menjadi sasaran ialah pengurus RW dan Kelurahan. Selanjutnya, kaum wanita pun akan dibidik untuk turut mendapat pembinaan,” katanya.
“Koperasi yang hingga kini masih aktif berkegiatan umumnya berada di perusahaan. Sementara koperasi yang tumbuh di lingkungan masyarakat kebanyakan kolaps dan tak lagi beroperasi,” kata Kadisperindagkop Kota Bekasi, Hasbullah, di Bekasi, Senin.
Menurut dia, kegagalan dalam mengelola koperasi itu lebih diakibatkan faktor manajerial para pengelolanya yang kurang maksimal sehingga organisasi yang dihimpun sejak awal tidak berjalan sempurna.
“Koperasi yang didirikan di perusahaan dikendalikan orang-orang yang sudah memiliki mekanisme kerja jelas dan didukung kemampuan manajerial yang baik. Sementara yang didirikan oleh masyarakat biasanya belum didukung manajerial pengurus yang bagus dan kesadaran anggota yang minim,” katanya.
Akibat lanjutan dari minimnya kemampuan manajerial tersebut, kata dia, terjadi salah urus manajemen.
Pinjaman dan bantuan modal yang selama ini dikucurkan untuk mendukung gerak roda koperasi tersebut akhirnya tak termanfaatkan.
“Akhirnya misi koperasi untuk mengangkat kehidupan masyarakat pun tak tercapai,” katanya.
Menurut Hasbullah, bantuan permodalan yang dialokasikan dari APBD sebesar Rp 2,8 miliar pada 2010 lalu tidak terserap dengan baik. Dana ini awalnya akan dikucurkan untuk koperasi di kelurahan yang pengurusnya telah mendapatkan pembinaan. Namun karena ketidaksiapan respon mereka, dana itu pun batal disalurkan.
“Tahun ini, jumlahnya menjadi Rp 5,4 miliar dengan tambahan dari APBD 2011,” katanya.
Dikatakan Hasbullah, pihaknya akan memberikan pembinaan terhadap koperasi-koperasi yang mati suri tersebut guna mengantisipasi terjadinya kasus gulung tikar dan mati suri koperasi di wilayah setempat di kemudian hari.
Bantuan modal dari dana tersebut akan diberikan kepada koperasi yang sanggup bangkit kembali dan juga koperasi yang sudah lebih dulu stabil manajemennya serta memiliki kegiatan usaha nyata yang sehat.
“Untuk tahun ini, fokus pembinaan diarahkan pada generasi muda.
Setelah pada tahun sebelumnya yang menjadi sasaran ialah pengurus RW dan Kelurahan. Selanjutnya, kaum wanita pun akan dibidik untuk turut mendapat pembinaan,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar