Penalaran Deduktif & Induktif
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan
disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan
konklusi (consequence).
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan
deduktif.
1. Penalaran Deduktif
Sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduktif / deduksi
adalah merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu
proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk
suatu kesimpulan. Dari pengalaman-pengalaman hidup kita, kita sudah membentuk
bermacam-macam proposisi, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus.
Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk
mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif
menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi
yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umu. Dengan memikirakan fenomena
bagaimana apel jatuh dan bagaimana planet-planet bergerakIsaac Newton menyimpulkan
teori daya tarik. Pada abad ke-19, Adams dan Le Verrier menerapkan teori Newton
(prinsip umum) untuk mendeduksikan keberadaan, massa, posisi, dan orbit
Neptunus (kesimpulan-kesimpulan khusus) tentang gangguan (perturbasi) dalam
orbit Uranus yang diamati (data spesifik).
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
- Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh Silogisme:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
- Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh Entimen :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
2. Penalaran Induktif
Penalaran
Induktif Induksi / induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari
sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi).
Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas
fenomena-fenomena yang ada. Karena semua fenomena harus diteliti dan dievaluasi
terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh ke penalaran induktif, maka proses
penalaran itu juga disebut sebagai corak berpikir yang ilmiah. Namun induksi
sendiri tak akan banyak manfaatnya kalau tidak diikuti oleh proses penalaran
deduktif. Pengertian fenomena-fenomena individual sebagai landasan penalaran
induktif harus diartikan pertama-tama sebagai data-data maupun sebagai
pernyataan-pernyataan, yang tentunya bersifatf aktual pula.
Penalaran
induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara
semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara
empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran
induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum,
teori atau kaedah yang berlaku umum.
Contoh
penalaran induktif :
Harimau
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak
dengan melahirkan.
Kesimpulan
: semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Proses
penalaran induktif dapat dibedakan lagi atas bermacam-macam variasi seperti
generalisasi, hipotese dan teori, analogi induktif, kausal dan sebagainya.
Macam-macam
Penalaran Induktif:
a.
Generalisasi
Generalisasi
adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang
diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam
pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data
statistik, dan lain-lain.
Contoh
:
Jika
ada udara, manusia akan hidup.
Jika
ada udara, hewan akan hidup.
Jika
ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jadi,
jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
b.
Analogi
Analogi
adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil
dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa
pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan
yang sebelumnya.
Contoh
:
Nina
adalah lulusan Akademi Amanah.
Nina
dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Regards,
Jonathan Marito Roy
13110777
3KA31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar